Sabtu, 21 Juni 2014

DAERAH LITORAL

      Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
      Wilayah pantai dapat dibagi menjadi mintakat yang selalu terendam air dan mintakat pasut, yakni mintakat yang selalu mengalami pengeringan dan perendaman akibat pasang surut air laut. Dan yang banyak diketahui sifat ekologi dan sumberdaya hayatinya merupakan mintakat pasut. Sifat-sifat mintakat pasut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya selain pasang surut air laut juga dipengaruhi oleh suhu, yang mana suhu di wilayah ini lebih besar daripada suhu di bagian laut lainnya. Faktor lain yaitu cahaya. Sama seperti suhu, cahaya di mintakat pasut lebih besar daripada dibagian laut lainnya kecuali air permukaan laut bebas, dan hal ini memiliki pengaruh langsung terhadap sebaran tumbuhan-tumbuhan laut, karena tumbuhan-tumbuhan ini memerlukan cahaya matahari untuk fotosintesis. Beberapa ekosistem yang utama dan banyak diperbincangkan dan diteliti karena peranannya sebagai penopang pembangunan kelautan, baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu terumbu karang, mangrove, dan lamun.
      Pembagian menurut tingkat perendaman dan pengeringan oleh pasang surut:
1.    MHWS (Mean High Water Springs)
Tinggi rata-rata dari dua air tinggi berturut-turut selama periode pasang purnama, yaitu jika tunggang (range) pasut itu tertinggi atau tinggi air yang mencapai garis rata-rata pasang tertinggi. Biasanya terjadi dalam jangka waktu 24 jam dalam kurun periode 14 hari.  Air yang tinggi dipengaruhi oleh perubahan gaya, arah angin dan perubahan tekanan barometrik. Sehingga menyebabkan air mencapai pasang tertinggi, dan membanjiri daerah lepas pantai.

2.    MHWN (Mean High Water Neap)
Tinggi rata-rata dari dua air tinggi berturut-turut selama periode pasut perbani (neap tides), yaitu jika tunggang (range) pasut paling kecil. Dan biasanya  terjadi pada pasang perbani atau bulan baru. Ketinggian rata-rata neaps air terjadi sepanjang tahun selama periode 24 jam (kira-kira sekali dua minggu).
3.    MTL (Mean Tide Level)
Rata-rata antara air tinggi dan air rendah pada suatu periode waktu. Pada pasang surut ini air tidak mengalami perendaman dan pengeringan karena MTL (Mean Tide Level) letaknya berada diantara pasang tinggi dan pasang rendah, yakni air dalam keadaan normal.
4.    HLWN (Higher Low Water Neap)
Tinggi rata-rata air tertinggi dari dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang panjang. Hal ini tidak akan terdapat pada pasut diurnal dan terjadi selama masa pasang perbani.
5.    MLWN (Mean Low Water Neap)
Tinggi rata-rata yang dihitung dari dua air berturut-turut selama periode pasut perbani, yang biasanya juga terjadi pada bulan baru.
6.    MLWS (Mean Low Water Springs)
Tinggi rata-rata yang diperoleh dari dua air rendah berturut-turut selama periode pasang purnama. Air hanya menggenangi pantai dalam skala kecil.
     
Sumber:
http://awandaernawati.blogspot.com/2011/10/pembagian-daerah-ekosistem-laut_07.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar