Daerah
litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari,
variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk
daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah
ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut,
udang, kepiting, cacing laut.
Wilayah
pantai dapat dibagi menjadi mintakat yang selalu terendam air dan mintakat
pasut, yakni mintakat yang selalu mengalami pengeringan dan perendaman akibat
pasang surut air laut. Dan yang banyak diketahui sifat ekologi dan sumberdaya
hayatinya merupakan mintakat pasut. Sifat-sifat mintakat pasut dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Diantaranya selain pasang surut air laut juga dipengaruhi oleh
suhu, yang mana suhu di wilayah ini lebih besar daripada suhu di bagian laut
lainnya. Faktor lain yaitu cahaya. Sama seperti suhu, cahaya di mintakat pasut
lebih besar daripada dibagian laut lainnya kecuali air permukaan laut bebas,
dan hal ini memiliki pengaruh langsung terhadap sebaran tumbuhan-tumbuhan laut,
karena tumbuhan-tumbuhan ini memerlukan cahaya matahari untuk fotosintesis.
Beberapa ekosistem yang utama dan banyak diperbincangkan dan diteliti karena
peranannya sebagai penopang pembangunan kelautan, baik secara langsung maupun
tidak langsung yaitu terumbu karang, mangrove, dan lamun.
Pembagian
menurut tingkat perendaman dan pengeringan oleh pasang surut:
1.
MHWS
(Mean High Water Springs)
Tinggi
rata-rata dari dua air tinggi berturut-turut selama periode pasang purnama,
yaitu jika tunggang (range) pasut itu tertinggi atau tinggi
air yang mencapai garis rata-rata pasang tertinggi. Biasanya terjadi dalam
jangka waktu 24 jam dalam kurun periode 14 hari. Air yang tinggi dipengaruhi oleh perubahan gaya, arah angin dan perubahan
tekanan barometrik. Sehingga
menyebabkan air mencapai pasang tertinggi, dan membanjiri daerah lepas pantai.
2. MHWN (Mean High Water Neap)
Tinggi
rata-rata dari dua air tinggi berturut-turut selama periode pasut perbani (neap
tides), yaitu jika tunggang (range) pasut paling kecil. Dan
biasanya terjadi pada pasang perbani
atau bulan baru. Ketinggian
rata-rata neaps air terjadi sepanjang tahun selama periode 24 jam (kira-kira
sekali dua minggu).
3. MTL (Mean Tide Level)
Rata-rata antara air tinggi dan air rendah pada suatu
periode waktu. Pada pasang surut ini air tidak mengalami perendaman dan
pengeringan karena MTL (Mean Tide Level) letaknya berada diantara pasang tinggi
dan pasang rendah, yakni air dalam keadaan normal.
4. HLWN (Higher Low Water Neap)
Tinggi
rata-rata air tertinggi dari dua air rendah harian pada suatu periode waktu
yang panjang. Hal ini tidak akan terdapat pada pasut diurnal dan terjadi selama
masa pasang perbani.
5. MLWN (Mean Low Water Neap)
Tinggi
rata-rata yang dihitung dari dua air berturut-turut selama periode pasut
perbani, yang biasanya juga terjadi pada bulan baru.
6.
MLWS
(Mean Low Water Springs)
Tinggi
rata-rata yang diperoleh dari dua air rendah berturut-turut selama periode
pasang purnama. Air hanya menggenangi pantai dalam skala kecil.
Sumber:
http://geoenviron.blogspot.com/2012/04/oceanografi.html?m=1 http://en.wikipedia.org/wiki/Mean_high_water_spring
http://awandaernawati.blogspot.com/2011/10/pembagian-daerah-ekosistem-laut_07.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar