Jumat, 20 Juni 2014

EKOLOGI DAN HABITAT RUMPUT LAUT, Gracillaria verrucosa



MAKALAH
EKOLOGI DAN HABITAT RUMPUT LAUT,
Gracillaria verrucosa



Description: D:\foto\ub\imagesf.jpg
 









Oleh:
Arfin Reskiningrum       125080500111022
Ellyda Hasan                125080500111028

KELAS: B01


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1.   PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
      Rumput laut (seaweed) yang dalam dunia ilmu pengetahuan dikenal sebagai Algae sangat populer dalam dunia perdagangan akhir-akhir ini. Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk sayuran dan obat-obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu, pengetahuan tentang rumput laut pun semakin berkembang (Alamsjah, et al., 2010)
       Rumput laut merupakan komoditas perikanan yang menjadi komoditas unggulan nasional. Salah satu jenis rumput laut penghasil agar yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Gracillaria verrucosa. Budidaya yang dilakukan selama ini menggunakan bibit yang berulang sehingga menurunkan kualitas rumput laut dan menyebabkan rentan terhadap penyakit (Fadilah, et al., 2010).
       Gracilaria verrucosa merupakan salah satu dari 555 jenis rumput laut yang ditemukan di perairan Indonesia. Merupakan alga merah yang thalusnya mengandung gel sehingga mempunyai kemampuan mengikat air yang cukup tinggi. Besarnya air yang dapat diserap dan disimpan tergantung dari luas bidang penyerapan. Selain hal tersebut, Gracilaria verrucosa seperti rumput laut umumnya mengandung makro mineral, mikro mineral, protein, karbohidrat dan vitamin A dan C. Karena hal tersebut, maka Gracilaria verrucosa mempunyai potensi yang tinggi untuk diamanfaatkan dalam bidang pertanian khususnya pada lahan dengan partikel tanah yang besar seperti lahan pasir yaitu sebagai bahan penyerap dan penyimpan air sekaligus sebagai sumbur pupuk organik (Haryanti, et al., 2008).
       Gracilaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut yang dapat digunakan untuk untuk industri seperti dalam pembuatan agar-agar dan juga obat-obatan, selain itu juga dapat digunakan untuk makanan dan minuman karena rumput laut Gracilaria verrucosa mempunyai kandungan gizi yang lebih  tinggi daripada sayuran dan buah-buahan. Selain itu keberadaan Gracilaria verrucosa juga menguntungkan organisme yang ada di perairan karena      Gracilaria verrucosa mampu mengubah energi sinar matahari menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis yang dapat dimanfaatkan organime untuk melakukan proses respirasi maupun metabolisme.

1.2     Maksud dan Tujuan
a)     Untuk mengetahui ekologi dari rumput laut Gracilaria verrucosa
b)     Untuk mengetahui habitat rumput laut Gracilaria verrucosa
c)     Untuk mengetahui manfaat rumput laut Gracilaria verrucosa

1.3     Manfaat
       Manfaat dari makalah ekologi dan habitat rumput laut  Gracilaria verrucosa yaitu untuk mengetahui dan memberikan informasi kepada masyarakat dan lembaga terkait mengenai ekologi dan habitat rumput laut serta manfaat rumput laut Gracilaria verrucosa baik untuk masyarakat maupun industri.









2.     PEMBAHASAN

2.1        Klasikasi dan Morfologi
       Menurut Dawes (1981) dalam Sinulingga dan Sri, klasifikasi dari Gracillaria verrucosa adalah sebagai berikut:
Divisio            : Rhodophyia
Classis            : Rodhophycease
Ordo              : Gigartinales
Famila            : Gracilariacease
Genus             : Gracillaria  
Species           : Gracilaria verrucosa
       Gracilaria hidup dengan jalan melekat-kan diri pada substrat padat, seperti kayu, batu, karang mati dan sebagainya. Untuk melekatkan dirinya, Gracilaria memiliki suatu alat cengkeram berbentuk cakram yang dikenal dengan sebutan 'hold fast'. Jika dilihat secara sepintas, tumbuhan ini berbentuk rumpun, dengan tipe percabangan tidak teratur, 'dichotomous', 'alternate', 'pinnate', ataupun bentuk-bentuk percabang-an yang lain (Sjafrie, 1990).


 








Gambar 1.1 Morfologi Gracillaria verrucosa
(Milchacova, 1998 dalam Amalia, 2013)
       Secara morfologi rumput laut tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Berupa thalus dengan bentuk bermacam-macam. Thalus ini ada yang uniseluler dan multiseluler. Sifat substansi thalus beranekaragam, ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), kertas diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongious) dan sebagainya (Aslan, 1995 dalam Haryanti, et al., 2008).

2.2        Habitat
       Gracilaria umumnya hidup sebagai fitobentos, melekat dengan bantuan cakram pelekat ('hold fast') pada substrat padat. Terdiri dari kurang lebih 100 spesies yang menyebar luas dari perairan tropis sampai subtropis. Hal ini menyebabkan beberapa penulis menyebutnya sebagai spesies yang kosmopolit. Gracilaria hidup di daerah litoral dan sub litoral, sampai kedalaman tertentu, yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya matahari. Beberapa jenis hidup di perairan keruh, dekat muara sungai (Sjafrie, 1990).
        Menurut Hendrajat, et al (2010),Gracillaria sp. termasuk rumprut laut yang bersifat euryhaline,sifat tersebut dapat terlihat dari kemempuan hidupnya pada perairan bersalnitas 15-30 ppt,dengan begitu Gracillaria sp. dapat dibudidayakan di daerah pantai atau tambak.
       Rumput laut telah banyak dibudidayakan oleh petani rumput laut di perairan lautdi kawasan pesisir. Salah satu dari jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai bahan baku industri adalah  Gracilaria sp..Jenis rumput laut ini sangat mudah untuk dibudidayakan dengan kondisi lingkungan yang berbeda dengan kondisiperairan di laut, seperti tambak.  Kondisi perairan habitat asli rumput laut memiliki kualitas air yang  cukup baik dalam mendukung kehidupannya. Sementara kondisi tambak memiliki kualitas air yang  fluktuatif dan beragam tingkat kesuburannya. Akan tetapi, Gracilaria sp. dapat mentolerir kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan aslinya. Rumput laut dari genus ini dapat mentolerir salinitas terendah 15 g/L dan tertinggi 50 g/L (Aslan, 1991dalam Rukmi et al., 2012).
       Karena memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air menjadikan rumput laut sangat potensial digunakan pada bidang pertanian, terutama pada lahan dengan ukuran partikel tanah yang cukup besar seperti pada tanah pasair. Tanah yang terdiri atas partikel besar kurang dapat menahan air. Air yang ada dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak ke bawah melalui rongga tanah, akibatnya tanah kekurangan air. Kondisi iniapabila terus menerus dapat mematikan tanaman (Dwidjoseputro, 1978 dalam Haryanti et al., 2008).  
       Atmadja et al. (1996) dalam Alamsjah et al. (2010), menyatakan bahwa perkembangan budidaya rumput laut Gracilaria sp. di tambak wilayah Indonesia terdapat di daerah Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Jenis yang dibudidayakan adalah Gracilaria gigas, G. verrucosa dan G. lichenoides . Salah satu jenis alga merah yang banyak ditemukan di perairan Indonesia adalah  G. verrucosa  dan merupakan penghasil agar.

2.3        Ekologi
        Gracilaria ini menjadi pemegang peranan kunci dalam rantai makanan, menentukan kualitas perairan tambak (Neori, et al., 1996) dan menentukan struktur komunitas dalam ekosistem (sistem hubungan timbal balik yang komplek antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik dan abiotik yang bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi) perairan, selain itu rumput laut Gracilaria sendiri merupakan sumber daya laut yang disamping bermanfaat sebagai bahan baku makanan sehat juga berperan penting dalam mengendalikan kualitas perairan tambak yakni sebagai faktor penentu dinamika oksigen perairan tambak. Kemampuan rumput laut dalam memperbaiki kualitas lingkungan perairan tambak telah terbukti dapat memberikan banyak manfaat terhadap perairan tambak, diantaranya sebagai faktor pemacu (forcing funciton) untuk menjaga kualitas air tambak agar tetap kondusif dalam pertumbuhan (Kartono et al., 2008).
       Rumput laut tumbuh hampir di seluruh bagian hidrosfir sampai batas kedalaman 200 meter. Di kedalaman ini syarat hidup untuk tanaman air masih memungkinkan. Jenis rumput laut ada yang hidup di perairan tropis, subtropis, dan di perairan dingin. Di samping itu, ada beberapa jenis yang hidup kosmopolit seperti Ulva lactuca, Hypnea musciformis, Colpomenia sinuosa, dan Gracilaria verrucosa. Rumput laut hidup dengan cara menyerap zat makanan dari perairan dan melakukan fotosintesis. Jadi pertumbuhannya membutuhkan faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti  gerakan air, temperatur, kadar garam, nitrat, dan fosfat serta pencahayaan sinar matahari (Effendie, 1997 dalam Amalia, 2013).
       Hoyle (1973) dalam Atmadja et al. (1996) dalam Alamsjah et al. (2010), menyatakan bahwa rumput laut  Gracilaria  sp.merupakan tumbuhan yang mempunyai toleransi terhadap perubahan kondisi lingkungan serta dapat tumbuh pada perairan yang tenang.

2.4     Faktor yang Mengaruh Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria verrucosa
       Pertumbuhan rumpt laut Gracilaria verrucosa dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, diantaranya:
Cahaya
Kemampuan adaptasi Gracilaria ter-hadap cahaya sangat baik. Cahaya yang masuk ke dalam perairan baik dalam jumlah banyak atau sedikit dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhannya. Menyatakan bahwa G. verrucosa dan G. foliifera memiliki toleransi yang tinggi terhadap cahaya yang berlebihan, keduanya dapat tumbuh pesat pada kedalaman 5 cm. Sedangkan Kim mendapatkan G. verrucosa tumbuh di perairan yang keruh. Selanjutnya Kling menyatakan bahwa sinar kuning (580 - 630 nm) memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan G. verrucosa (Hoyle, 1975 dalam Sjafrie, 1990).
Sesuai dengan pendapat Patandjai (2007) dan Aslan (1998) dalam Rukmi, et al. (2012), bahwa peningkatan proses fotosintetis akan merangsang rumput laut untuk memanfaatkan atau menyerap unsur hara yang cukup seperti nitrat dan  phosfat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan dasar penyusunan protein dan pembentukan klorofil dalam proses fotosintesis serta akan menunjang pertumbuhannya.

Suhu
Selain beradaptasi terhadap cahaya,  Gracilaria verrucosa  juga memiliki kemampuan beradaptasi yang baik terhadap suhu. Kemampuan adaptasi  Gracilaria verrucosa  sangatlah bervariasi tergantung pada lingkungan dimana tumbuhan tersebut hidup. Suhu mempengaruhi daya larut gas-gas yang diperlukan untuk fotosintesis seperti C   dan gas-gas ini mudah terlarut pada suhu rendah dari pada suhu tinggi akibatnya kecepatan fotosintesis ditingkatkan oleh suhu rendah. Panas yang diterima permukaan laut dari sinar matahari menyebabkan suhu di permukaan perairan bervariasi berdasarkan waktu. Perubahan suhu ini dapat  terjadi secara harian, musiman, tahunan atau dalam jangka waktu panjang (Romimohtarto, 2001 dalam Mustofa, 2013).
Menurut Anngadiredja et al. (2006) dalam Rukmi et al. (2012), Kisaran suhu air yang optimal bagi pertumbuhan rumput laut berkisar 20 300 C. Menurut Haslam (1995), suhu yang tinggi dapat mempengaruhi aktivitas proses biokimia dan pertumbuhan thallus. Hal ini disebabkan peningkatan suhu dapat menyebabkan penurunan kelarutan gas O2, CO2, N2 dan CH4 dalam air.
Substrat
Menurut Rukmi et al. (2012), rumput laut telah banyak dibudidayakan oleh petani rumput laut di perairan laut di kawasan pesisir. Salah satu dari jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai bahan baku industri adalah  Gracilaria sp..Jenis rumput laut ini sangat mudah untuk dibudidayakan dengan kondisi lingkungan yang berbeda dengan kondisi perairan di laut, seperti tambak. 
Tanah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman.Tanaman memerlukan kondisi tanahtertentu untuk menunjang pertumbuhannya yang optimum. Kondisi tanah tersebut meliputi faktor kandungan air, udara, unsur hara dan penyakit. Apabila salah satu faktor tersebut berada dalam kondisi kurang menguntungkan maka akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (Bidwell, 1979 dalam Sinulingga dan Sri).
Salinitas
Menurut Lüning (1990) dalam Rukmi et al. (2012), bahwa  Gracilaria dapat tumbuh  pada kisaran salinitas tinggi. Gracilaria  yang berasal dari kisaran geografis yang luas tumbuh dengan baik pada salinitas 15 – 60 g/L akan tetapi pertumbuhan optimal terjadi pada salinitas 30 g/L. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanto  et al.  (1996) bahwa pelepasan spora  Gracilaria  sp.  biasa berlangsung pada salinitas 10 sampai dengan 45 g/L.







Tabel 1.1 Kisaran Salinitas rumput laut Gracillaria
(Hoyle, 1975 dalam Sjafrie, 1990)

2.5        Manfaat Rumput Laut Gracillaria verrucosa
Rumput laut Gracillaria verrucosa dapt dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Selain itu, juga dapat dimanfaatan di bidang farmasi,industri seperti pembutan agar–agar. Menurut Salmi et al. (2012) dalam Sugianto et al.  (2013), rumput laut merupakan sumber pangan yang memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, asam amino dan mineral tinggi. Kandungan serat dan mineral rumput  laut juga lebih tiggi daripada sebagian besar buah dan sayuran.
Menurut Simanjuntak (1995) dalam Putinella (2001) dalam Hendrajat, et al. (2010), bahwa jenis alga merah seperti Gracillaria sp. banyak digunakan sebagai obat tradisional di Cina. Hasil analisis kimia menujukkan bahwa alga tersebut mengandung senyawa terpenoid, asetogenik maupun senyawa aromatik. Umumnya senyawa yang ditemukan pada alga merah bersifat anti mikroba, anti inflamasi, anti virus dan bersifat fitotaksis.
Rumput laut Gracillaria verrucosa juga mampu merubah energi matahari menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis, bahan organik tersebut dimanfaatkan oleh ikan-ikan serta biota-biota yang ada di dalam perairan tersebut. Selain itu rumput laut Gracillaria verrucosa juga dapat digunakan sebagai biofilter yakni menyerap bahan-bahan yang berbahaya bagi biota sehingga air dalam perairan tersebut selalu jernih. Menurut Winarno (1990) dalam Rukmi, et al. (2012), Komunitas ini berperan sebagai tempat pembesaran dan perlindungan bagi jenis-jenis ikan tertentu dan merupakan makanan alami ikan-ikan dan hewan herbivore.



















3.   PENUTUP

3.1     Kesimpulan
       Habitat Gracillaria verrucosa adalah di daerah litoral dan sub litoral, sampai kedalaman tertentu, yang masih dapat dicapai oleh penetrasi cahaya matahari. Beberapa jenis hidup di perairan keruh, dekat muara sungai.
       Ekologi Gracillaria verrucosa  adalah rumput laut  Gracilaria  sp.merupakan tumbuhan yang mempunyai toleransi terhadap perubahan kondisi lingkungan serta dapat tumbuh pada perairan yang tenang. Rumput laut hidup dengan cara menyerap zat makanan dari perairan dan melakukan fotosintesis. Jadi pertumbuhannya membutuhkan faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti  gerakan air, temperatur, kadar garam, nitrat, dan fosfat serta pencahayaan sinar matahari.

3.2     Saran
       Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai banyak kekurangan sehingga kami mengharapkan penulisan yang lebih baik untuk karya ilmiah selanjutnya. Dan para pembaca khususnya dosen pengajar untuk memberikan bimbingan agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.


                                                                                                        





Daftar Pustaka
Hendrajat, Erfan Andi., Brata Pantjara dan Markus Mangampa. 2010. Polikultur Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Dan Rumput Laut (Gracillaria verrucosa). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.
Fadilah, Siti., Rosmiati dan Emma Suryanti. 2010. Perbanyakan Rumput Laut (Gracillaria verucosa) Dengan Kultur Jaringan Menggunakan wadah Yang Berbeda. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.
Rukmi, Ayuning Smita., Sunaryo dan Ali Djunaedi. 2012. Sistem Budidaya Rumput Laut Gracilaria verrucosa di Pertambakan dengan Perbedaan Waktu Perendaman di Dalam Larutan NPK. Journal of Marine Research. 1 (1): 90-94.
Haryanti, Anik Muji., Sri Darmanti dan Munifatul Izzati. 2008. Kapasitas Penyerapan dan Penyimpanan Air pada Berbagai Ukuran Potongan Rumput Laut Gracilaria verrucosa sebagai Bahan Dasar Pupuk Organik. Bioma. 10 (1): 1-6
Amalia, Dian Rizqi Nur. 2013. Efek Temperatur Terhadap Pertumbuhan Gracilaria verrucosa. Skripsi. Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember: Jember.
Kartono., Munifatul Izzati., Sutimin dan Dian Insani. 2008. Analisis Model Dinamik Pertumbuhan Biomassa Rumput Laut Gracillaria Verucosa. Jurnal Matematika. 11(1): 21-24
Alamsjah, Moch. Amin., Nurines Oktavia Ayuningtiaz dan Sri Subekti. 2010. Pengaruh Lama Penyinaran Terhadap Pertumbuhan Dan Klorofil a Gracilaria verrucosa Pada Sistem Budidaya Indoor. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 2(1): 21-28.
Mustofa. 2013. Efek  Spektrum Cahaya Terhadap Pertumbuhan Gracilaria verrucosa. Skripsi. Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember: Jember
Sjafrie, Nurul Dhewani Mirah. 1990. Beberapa Catatan Mengenai Rumput Laut Gracilaria. Oseana. 15 (4): 147-155
Sinulingga, Maranatha dan Sri Darmanti. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir. 32-38
Sugiyatno., Munifatul Izzati dan Erma Prihastanti. 2013. Manajemen Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Study Kasus : Tambak Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 21 (2): 42-50



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar